Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Brawijaya mengadakan rangkaian acara Koryuukai yang dibuka untuk umum pada hari Sabtu dan Minggu, 18 & 19 November 2023. Acara ini merupakan kegiatan pertukaran budaya antara Indonesia dan Jepang. Selain diikuti mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang dan Program Studi Sastra Jepang, mayoritas yang hadir dalam acara ini adalah para siswa SMA/K yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Acara ini juga dimeriahkan dengan kedatangan tamu spesial, yaitu gakusei (mahasiswa) dari Universitas Kumamoto yang menjadi native speaker dalam acara Koryuukai.
Dengan menghadiri Koryuukai yang dilaksanakan di gedung FIB Universitas Brawijaya ini, para hadirin mendapatkan kesempatan berbincang langsung dengan gakusei Jepang dari Universitas Kumamoto. Tidak hanya berbincang, pada hari kedua (hari Minggu, red.) mereka juga bermain games seru yang dimainkan bersama teman-teman dari Kumamoto.
Rangkaian hari pertama dilaksanakan pada hari Sabtu di gedung FIB A, di Hall Lantai 7 (movie room). Acara diawali dengan pengenalan profil program studi Pendidikan Bahasa Jepang kepada para hadirin. Setelah itu tiba giliran para gakusei dari Universitas Kumamoto masuk ke panggung.
Suasana Kegiatan Koryuukai Hari Pertama
Teman-teman dari Universitas Kumamoto banyak menceritakan tentang Jepang, bukan hanya budayanya, tetapi juga menceritakan apa saja yang menjadi daya tarik Jepang itu sendiri. Misalnya makanan khas Jepang, tempat wisata ataupun bersejarah yang dapat dikunjungi, dan hal-hal yang terkenal di Jepang. Setelah mempresentasikan tentang budaya dan lain-lainnya, acara dilanjutkan dengan kuis singkat. Berbagai macam hadiah sudah disiapkan untuk diberikan kepada para hadirin. Hadiah yang dibawa oleh teman-teman dari Universitas Kumamoto ada banyak macamnya, seperti jajanan khas Jepang, cinderamata kecil, stiker, dan lain-lain.
Setelah kuis pendek dan pembagian hadiah, acara dilanjutkan dengan teman-teman dari Universitas Kumamoto melanjutkan presentasi dengan menceritakan tentang bagaimana sekolah dan pendidikan di Jepang. Mereka juga terkagum dengan banyaknya kesamaan antara sekolahan di Indonesia dan Jepang, begitu pula para hadirin juga terkagum bagaimana sugoi-nya sekolahan di Jepang. Setelah itu dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang juga menjadi penghujung rangkaian kegiatan hari pertama.
Serunya Diskusi Kelompok di Hari Kedua Kuryuukai
Diskusi antara Gakusei dari Kumamoto dengan para Peserta
Hari kedua Kuryuukai bersama para gakusei dari Kumamoto diselenggarakan di Gedung B FIB (Fakultas Ilmu Budaya). Kegiatan hari kedua ini adalah diskusi berkelompok yang membawa peserta untuk berinteraksi lebih dekat dengan mahasiswa Jepang. Dengan dua tema menarik, shumi dan yume, hari itu dijanjikan sebagai petualangan berkat keunikan setiap diskusi.
Tema shumi (hobi) dan yume (impian) dipilih untuk memberikan ruang ekspresi dan pembicaraan yang luas. Dalam kenyataannya, hobi dan impian adalah jendela untuk melihat kepribadian dan aspirasi seseorang. Mereka tidak hanya menjadi topik, tetapi juga landasan untuk pembicaraan yang mendalam dan bermanfaat.
Pembagian peserta ke dalam kelompok-kelompok kecil membuka peluang untuk berinteraksi tidak hanya dengan sesama peserta, tetapi juga dengan gakusei Jepang yang menjadi fasilitator. Pengalaman ini menjadi pintu gerbang menuju pertukaran budaya yang kaya. Setiap kelompok mendalami tema shumi dengan membahas hobi masing-masing. Ini bukan hanya kesempatan untuk berbicara tentang minat pribadi, tetapi juga momen yang memperkaya dengan cerita dan pengalaman yang dibagikan, termasuk pencerahan dari gakusei Jepang.
Diskusi beralih ke tema yume, di mana setiap peserta memiliki kesempatan untuk membuka pintu dalam diri mereka dan berbagi impian serta aspirasi mereka. Gakusei Jepang juga ikut terlibat, menciptakan ikatan yang kuat melalui pemahaman dan inspirasi bersama. Momen puncak dalam diskusi berkelompok adalah ketika setiap kelompok bersama-sama merenung dan merinci kesimpulan dari percakapan mereka. Ini bukan hanya refleksi individu tetapi juga tukar pikiran yang mendalam, membantu meningkatkan pemahaman tentang hobi dan impian.
Hari kedua bersama para gakusei dari Kumamoto tidak hanya tentang kompetisi dan keterampilan bahasa, tetapi juga tentang pertukaran budaya yang mengesankan. Kegiatan kouryuu hari itu menciptakan pengalaman yang membangun, memberikan wawasan baru tentang hobi dan impian, dan membuka pintu untuk menjalin hubungan erat dengan mahasiswa Jepang. Melalui kouryuu, kita menyadari bahwa lebih dari sekadar berbicara, kita menciptakan jembatan budaya yang kokoh. Semoga pengalaman ini menjadi fondasi untuk pertemanan jangka panjang dan pemahaman yang lebih dalam di antara kita semua.
(shadam rifqi)