DOSEN-DOSEN SASTRA JEPANG UB MEMPERSIAPKAN KELAS KOLABORATIF DEMI MENYONGSONG SEMESTER GENAP 2022/2023

DOSEN-DOSEN SASTRA JEPANG UB MEMPERSIAPKAN KELAS KOLABORATIF DEMI MENYONGSONG SEMESTER GENAP 2022/2023

 

Penulis: Anthony Filippo Osvaldo Limar
Editor: Yohanes Padmo Adi Nugroho

 

Prodi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya menyelenggarakan Workshop Penyusunan RPS Kelas Kolaboratif. Workshop tersebut dilaksanakan di Nendes Kombet Café, Karang Ploso, Kabupaten Malang pada Kamis, 02 Februari 2023, pukul 9.00 sampai 15.30 WIB. Prodi Sastra Jepang mengundang dua orang narasumber, yakni Dr. Putu Dian Danayanti Degeng, S.S, M.Pd. dan Dr. Ive Emaliana, S.Pd, M.Pd., untuk mendampingi dosen-dosen Sastra Jepang mempersiapkan RPS Kelas Kolaboratif. Workshop ini dihadiri oleh seluruh Team Teaching Prodi Sastra Jepang Universitas Brawijaya.

Materi pertama disampaikan oleh Dr. Putu Dian Danayanti Degeng, S.S., M.Pd. Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FIB UB yang sehari-hari dipanggil Bu Anya ini mengusung tema “Penjelasan Penyusunan RPS dan Kelas Kolaboratif”. Bu Anya menjelaskan tentang pengertian dari Kelas Kolaboratif itu sendiri. Kelas Kolaboratif ini adalah kelas yang lebih berfokus pada pengajaran di mana dosen bertindak lebih sebagai pengamat dan pemberi masalah. Dosen tidak lagi hadir sebagai sosok “yang mahatahu”, melainkan sebagai semacam moderator yang mengajak mahasiswa melihat, memahami, dan mencoba memecahkan masalah atau kasus. Dalam pemaparannya, Bu Anya menjelaskan bahwa model pembelajaran dapat dibagi menjadi tiga, yakni Problem Based, Case Based, dan/atau Project Based.

Case Based adalah model pembelajaran di mana dosen akan membekali mahasiswa dengan teori dan materi-materi yang pada akhirnya mahasiswa gunakan untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah. Sedangkan Problem Based lebih merujuk pada dosen memberikan masalah konkret dalam masyarakat supaya mahasiswa mencoba langsung mengidentifikasi masalah tersebut dan memberikan solusinya, baru kemudian didiskusikan. Dalam Problem Based, dosen memberikan materi dan teori setelah identifikasi masalah tersebut.

Dalam model pembelajaran Project Based, mahasiswa akan dibekali dengan materi dan teori terlebih dahulu. Pada akhirnya mahasiswa akan dituntut untuk membuat sebuah luaran berupa produk barang maupun jasa yang dapat digunakan oleh khalayak umum. Yang menarik adalah bahwa Project Based dapat digunakan sebagai pengganti UAS.

Bu Anya mengharapkan para dosen dapat memberikan opsi pembelajaran pada mahasiswa. Hal ini penting dilakukan guna menstimulasi mahasiswa supaya lebih aktif dalam kegiatan perkuliahan. Sebagai contoh, apabila mahasiswa suka menulis, dapat diberikan tugas membuat artikel. Apabila suka berbicara, dapat diberi tugas untuk membuat sebuah video yang diunggah ke media sosial. Dua contoh ini dapat digunakan sebagai indikator capaian pembelajaran mahasiswa.

Setelah pemaparan dari Bu Anya, sesi selanjutnya adalah pemaparan materi dari Dr. Ive Emaliana, S.Pd, M.Pd. Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FIB UB yang sehari-hari akrab disapa Bu Ive tersebut memaparkan mengenai pengalaman dan review RPS. Dalam workshop ini, dosen-dosen Sastra Jepang dibagi ke dalam beberapa Team Teaching sesuai mata kuliah yang diampu. Para dosen Sastra Jepang diberikan kesempatan untuk memaparkan hasil dari RPS yang telah dibuat untuk kemudian dikomentari dan diberi masukan oleh Bu Ive.

Bu Ive juga memaparkan mengenai betapa pentingnya self-evaluation pada saat akhir pembelajaran. Apabila dalam suatu Mata Kuliah, mahasiswa banyak yang mendapatkan nilai yang rendah, dosen diharapkan untuk melakukan self-evaluation dan pengajarannya. Sebaliknya, apabila mahasiswa banyak mendapatkan nilai yang tinggi, dapat dipertanyakan juga jika pengajaran Mata Kuliah tersebut terlalu mudah.

Kelas Kolaboratif ini mendorong dosen dan mahasiswa untuk senantiasa mendalami teori, tema, dan materi di dalam mata kuliah. Selain itu juga model Kelas Kolaboratif ini mendorong dosen dan mahasiswa untuk selalu mendaratkan teori, tema, dan materi perkuliahan sehingga mahasiswa dapat mencari korelasinya dengan realita sehari-hari di kehidupan masyarakat konkret. Kelas Kolaboratif ini diharapkan akan membuat ilmu selalu diperbarui dan mahasiswa didorong untuk menjadi subjek pembelajar yang aktif dan selalu memiliki perspektif heutagogi (pembelajar mandiri).

Dosen-dosen Prodi Sastra Jepang, FIB, UB, berfoto bersama setelah menjalani Workshop RPS Kolaboratif pada Kamis, 02 Februari 2023 di NK Cafe, Malang

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *