KUNJUNGAN KE KYOTO UNIVERSITY DAN RITSUMEIKAN UNIVERSITY
Memperkuat Kerjasama Internasional
Pada tanggal 6 November 2023, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (FIB UB) mengadakan kunjungan ke Kyoto University di Jepang. Pertemuan tersebut bertujuan untuk memperkuat kerjasama antara FIB UB dan Center for Southeast Asian Studies (CSEAS) Kyoto University.
Salah satu poin penting dari pertemuan ini ialah membahas implementasi kerjasama yang sudah ada antara FIB UB dan CSEAS, yang meliputi program Research Fellowship dan pengabdian masyarakat internasional. Adapun hasil dari pertemuan ini termasuk penandatanganan Implementation of Agreement serta perencanaan kerjasama lanjutan. Tak hanya itu, rencana kerjasama kedepannya melibatkan berbagai kegiatan seperti visiting fellowship, join riset, dosen tamu, serta seminar internasional.

Di sisi lain, pada tanggal 9 November 2023, Ritsumeikan University juga menerima kunjungan dari FIB UB untuk menjalin kerjasama yang lebih erat. Pihak Ritsumeikan membahas berbagai inisiatif kolaboratif, termasuk penelitian bersama, pertukaran mahasiswa, dan program dosen tamu serta profesor tamu. Para peserta dari FIB UB mendapat kesempatan untuk meninjau secara langsung proses digitalisasi yang dilakukan di Ritsumeikan University. Mereka melihat ruang produksi dan pemotretan di mana karya-karya bersejarah dipulihkan dan diubah menjadi bentuk digital, termasuk penggunaan teknologi canggih untuk memastikan akurasi dan kualitas.

Hasil dari kunjungan ini menunjukkan bahwa proses digitalisasi memerlukan infrastruktur yang kuat, perencanaan matang, dan keterlibatan berbagai pihak dari berbagai bidang keahlian. Diperlihatkan juga hasil digitalisasi dalam bentuk game online dan museum virtual yang memungkinkan karya tersebut dapat diakses dan dinikmati secara luas.
Kunjungan ke Kyoto University dan Ritsumeikan University menegaskan pentingnya kerjasama internasional dalam pengembangan riset dan pemajuan budaya. Dari perjumpaan ini, diharapkan akan lahir kerjasama yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan budaya dan menjadi masukan pada kurikulum prodi berikutnya, terutama penambahan matakuliah yang berhubungan dengan digital humaties.
(zawa)